Pin It
Search
Thursday 18 April 2024
  • :
  • :

Sejarah: Invasi Amerika di Kuala Batee (Quallah Battoo)

Jauh sebelum belanda secara resmi menginvasi Aceh pada tahun 1873, Amerika dengan serdadunya sudah terlebih dahulu menginvasi Benteng Kuala Batee, Salahsatu Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya.

Pulau Sumatera dikenal sebagai produsen lada hitam berkualitas tinggi, dan sepanjang sejarah sejumlah kapal telah datang ke pulau ini untuk membelinya. Pada tahun 1831, kapal Friendship di bawah Kapten Charles Endicott tiba di Kuala Batee untuk mendapatkan 1 kargo lada hitam. Sejumlah perahu dagang berlayar cepat sepanjang pantai untuk berdagang dengan kapal dagang yang menunggu lepas pantai. Pada tanggal 7 Februari 1831, Endicott dan beberapa awak kapal lain menuju pantai untuk membeli beberapa lada dari penduduk asli saat 3 perahu menyerang kapalnya, membunuh perwira satu Friendship dan 2 ABK lainnya, dan menjarah kargonya.

Endicott dan ABK lainnya berusaha melarikan diri ke pelabuhan lain berkat bantuan tetua setempat bernama Poh Adam yang bersahabat. Di sana, mereka memperoleh bantuan 3 kapten kapal dagang lainnya yang setuju memulihkan kapalnya. Dengan bantuan mereka, Endicott mencoba mendapatkan kapalnya kembali dan akhirnya berlayar kembali ke Salem, Massachusetts. Begitu sampai Salem, kegemparan massa atas pembantaian itu meluas dan untuk menanggapinya, Presiden Andrew Jackson mengirimkan kapal USS Potomac di bawah Komodor John Downes untuk menghukum penduduk Kuala Batee atas kejadian itu.

Potomac berlayar pada tanggal 24 Agustus 1831 setelah sempat singgah di Rio Jeniro dan Tanjung Harapan. Potomac tiba di Kuala Batee pada tanggal 5 Februari 1832. Di sana, Downes bertemu Poh Adam yang mengatakan bahwa penguasa setempat sama sekali tidak mau membayar ganti rugi atas serangan ke Friendship. Komodor Downes kemudian memutuskan menyamarkan kapalnya sebagai kapal dagang Denmark agar tak dikenal oleh penduduk sekitar. Penyamaran itu berlangsung mulus sampai-sampai ketika beberapa penduduk sekitar menaiki Potomac untuk menjual sekargo lada, mereka ditahan mendadak agar penduduk Kuala Batee tidak sadar ada kapal Amerika Serikat yang mempersiapkan pembalasan. Downes kemudian mengirim sekelompok pengintai ke pelabuhan, namun berhasil diusir oleh penduduk setempat. Di samping 3 kapal di pelabuhan, 5 benteng diketahui mengawal kota dekat pesisir.

Downes memerintahkan 1 detasemen dibawah pimpinan Letnan. Shubrick, komandan detasemen dari 282 marinir dan nakhoda ke perahu kapal, yang beberapa dari perahu itu sudah dilengkapi dengan meriam ringan. Dari perahu itulah, para nakhoda dan marinir Potomac membakar kapal-kapal Aceh di pelabuhan Kuala Batee dan menyerang benteng kota sementara bantuan dari senapan-senapan Potomac sendiri digunakan untuk membalas tembakan dari benteng Kuala Batee. Senapan modern yang digunakan AS jauh lebih baik dibandingkan dengan senapan kunci korek milik lawan yang sudah ketinggalan zaman, namun penduduk berperang dengan sengit dan pertempuran bergeser ke pertarungan tangan di mana salah satu raja yang menguasai benteng terbunuh bersama 150 jawara lainnya. Di pihak AS, hanya 2 yang tewas selama serangan dan 11 nakhoda dan marinir lainnya luka-luka.

Setelah benteng pesisir tersebut jatuh, musuh yang tersisa melarikan diri ke pedalaman yang di situ ada benteng lain, namun alih-alih menggunakan benteng yang tersisa tersebut, AS menyerang kota itu sendiri. Perampokan dan penjarahan skala besar terjadi hampir di seantero kota disertai dengan banyaknya penduduk yang terbunuh. Downes kemudian memerintahkan anak buahnya kembali ke kapal dan mengebom benteng ke-5 dan juga kota itu sendiri hingga pimpinannya yang selamat setuju untuk menyerah. Serangan tersebut memakan korban 300 penduduk lainnya. Termasuk Po Mahmud dan Chadoolah yang berjuang mati-matian sampai gugur di tangan serdadu amerika. (baca : Menulusuri pantai lama tuha sambil bernostalgia)

Setelah membantai penduduk setempat, Amerika merampas harta benda korban diantaranya gong Cina, sebuah Alquran yang diambil di dalam benteng, dan beberapa lembar kain bemotif emas. kotak emas dan perak, rantai, anting telinga dan cincin jari, gelang, dan berbagai selendang, rencong begagang dan bersarung emas, dan berbagai benda berharga lainnya termasuk sejumlah uang.

Ketika perang berakhir, benteng Kuala Batee di lama tuha sepi dan hancur total dan perdangangan lada di pelabuhan berakhir sudah. Sementara kapal Potomac kembali berlayar dan berlabuh di Hawaii berpesta atas kemenangan dan harta rampasannya.

Facebook Comments


Segalanya penuh warna