Chu meiliki kandungan protein yang tinggi dengan kadar lemak yang rendah, sementara kandungan vitamin pada sumpil cukup tinggi dengan dominasi vitamin A, vitamin E, niacin dan folat. Vitamin A berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina serta menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Niacin atau vitamin B3 berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.
Masyarakat aceh selatan menjadikan chu sebagai salahsatu hidangan istimewa dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti santan di campur dengan pisang dan santan. Di beberapa daerah aceh lainnya, chu biasanya dimasak dengan plik u atau mie.
Keunikan lainnya dari kuliner satu ini pada saat memakannya, dimana chu yang sudah dihidangkan disedot yang kuat dengan mulut agar isinya keluar dari cangkang. Memang butuh sedikit latihan untuk bisa menikmati sensasi lezatnya makan chu. So, bila kalian berkunjung ke aceh selatan jangan lewatkan hidangan kuliner satu ini.
Sebagai catatan, chu berbeda dengan keong (Lymnaea) dan bekicot (Achatina fulica). karena mantel (cangkang) sumpil berbentuk kerucut lancip dan kecil. Cangkang sumpil berwarna hitam polos, walaupun jenis lain ada yang berwarna kecoklatan dengan bintik-bintik hitam maupun coklat yang lebih tua.