Pulo aceh yang berada di wilayah aceh besar menyimpan banyak kenangan dan sejarah diantaranya masih berdiri tegak dan sebagiannya sudah lenyap ditelan waktu. Sejarah menulis bahwa pulo aceh menjadi lokasi transit kapal belanda menginvasi aceh dan wilayah lainnya. disana belanda memasok logistik dan mendirikan bangunan tua sebagai mes dan sebuah mercusuar bernawa william torens yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.
Mercusuar didirkan di atas bukit karang desa melingge yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dengan medan yang rumit dan berlumpur bila musim hujan. bangunan belanda yang tersisa masih digunakan oleh penjaga mercusuar sedangkan beberapa bangunan lainnya seperti penjara dan mes kini mulai dikikis oleh alam.
Daya tarik wisatawan berkunjung ke pulo aceh biasanya untuk berkemping dengan mendirikan tenda di salahsatu pantai yang ada di pulo aceh, sementara pulo aceh juga menjadi tempat menarik bagi wisatawan mancanegara bersurfing ria diantara ombak-ombak samudera hindia. Bila mengunjungi pulo aceh untuk berlibur ada baiknya rencanakan berpetualang karena di pulau yang banyak menoreh sejarah aceh tidak ada angkutan umum, baiknya persiapkan dari Banda Aceh.
Ber backpaker ria juga asik di pulau aceh, pilihan lain adalah dengan membawa kenderaan sendiri atau setidaknya sepeda sebagai kenderaan yang bisa membantu bila ingin menjangkau daerah tertentu dalam waktu yang cepat. Ramai-ramai ke pulau aceh dengan sepeda dan ransel cukup menarik dan paling seru karena akan menjadi pengalam yang tak terlupakan bersama kawan-kawan. Pulau Aceh juga memiliki surga bawah lautnya yang jarang dijelajahi.
Satu lagi, bagi kalian yang membawa kenderaan bermotor, pulau aceh aman akan pencurian karena akses satu-satunya keluar masuk pulau melalui satu pelabuhan dan warga sekitar sudah mengenal dan menghapal hampir seluruh penduduk pulau aceh.
